Hari Raya Nyepi
Selasa, 30 Maret 2010
Festival Ogoh-ogoh Kota Denpasar
Hari Raya Nyepi
Nyepi adalah hari raya umat Hindu. Proses kehidupan masyarakat istirahat sejenak dimana manusia melakukan brata penyepian yakni amati geni(tidak menyalakan api), amati karya (tidak melakukan kerja), dan amati lelungan(tidak bepergian). Konsep nyepi adalah dimana panca indra dikendalikan dan fokus pikiran manusia satu kekuatan yang maha Kuasa yakni Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Dalam Nyepi proses yang dilakukan dalam kehidupan umat hindu di Bali yaitu melasti, tawur agung dan brata penyepian. Melasti adalah penyucian pratima yang merupakan manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa diamana proses penyucian dilakukan di sumber air yakni laut untuk daerah dekat pantai dan danau untuk daerah pegunungan. Selanjutnya umat hindu melakukan upakara tawur agung yang bertujuan menetralisir kekuatan negatif dan memohon keselamat dunia kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Kemudian untuk manusia adalah melakukan brata penyepian yakni pengendalian diri dari panca indria untuk memokuskan pikiran, perbuatan dan perkataan kepada Yang Maha Tahu ( Ida Sang Hyang Widhi)
Setelah proses upakara tawur agung biasanya mulai petang(sandi kala) masyarakat Hindu melakukan kreasi seni yakni mengarak ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh biasanya mengambil wujud raksasa atau buta kala. Salah satu kreasi yang dilakukan oleh masyarakat Br. Yangbatu Kangin dalam festival ogoh-ogoh Kota Denpasar.
Nyepi adalah hari raya umat Hindu. Proses kehidupan masyarakat istirahat sejenak dimana manusia melakukan brata penyepian yakni amati geni(tidak menyalakan api), amati karya (tidak melakukan kerja), dan amati lelungan(tidak bepergian). Konsep nyepi adalah dimana panca indra dikendalikan dan fokus pikiran manusia satu kekuatan yang maha Kuasa yakni Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Dalam Nyepi proses yang dilakukan dalam kehidupan umat hindu di Bali yaitu melasti, tawur agung dan brata penyepian. Melasti adalah penyucian pratima yang merupakan manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa diamana proses penyucian dilakukan di sumber air yakni laut untuk daerah dekat pantai dan danau untuk daerah pegunungan. Selanjutnya umat hindu melakukan upakara tawur agung yang bertujuan menetralisir kekuatan negatif dan memohon keselamat dunia kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Kemudian untuk manusia adalah melakukan brata penyepian yakni pengendalian diri dari panca indria untuk memokuskan pikiran, perbuatan dan perkataan kepada Yang Maha Tahu ( Ida Sang Hyang Widhi)
Setelah proses upakara tawur agung biasanya mulai petang(sandi kala) masyarakat Hindu melakukan kreasi seni yakni mengarak ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh biasanya mengambil wujud raksasa atau buta kala. Salah satu kreasi yang dilakukan oleh masyarakat Br. Yangbatu Kangin dalam festival ogoh-ogoh Kota Denpasar.
Langganan:
Postingan (Atom)